Prinsip
Disiplin Kerja
Menurut Heru Subekti
dalam Hartatik (2014:188) ada beberapa prinsip-prinsip disiplin yang perlu
dikembangkan, yaitu sebagai berikut:
1. Pemimpin
Mempunyai perilaku Positif
Untuk
dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat
menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu, seorang pimpinan
harus dapat mempertahankan perilaku yang positif dengan harapan staf.
2. Penilitian
Yang Cermat
Dampak dari tindakan indisipliner
cukup serius dan pimpinan harus memahami akibatnya. Oleh karena itu, data
dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan
secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan, analisis, dan bila
perlu meminta pendapat dari pimpinan lainnya.
3. Kesegaran
Pimpinan harus peka terhadap hal yang
dilakukan bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi dengan cara yang
bijaksana. Sebab, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan
ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan
kerja dalam organisasi tersebut.
4. Lindungi
Kerahasiaan (Privacy)
Tindakan indisipliner akan
mempengaruhi ego staf. Oleh karena itu, lebih baik diskusikan permasalahan
secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang rileks dan tenang.
Kerahasiaan harus tetap dijaga, karena mungkin dapat mempengaruhi masa
depannya.
5. Fokus
Pada Masalah
Pimpinan harus dapat melakukan
penekanan pada kesalahan yang dilakukan bawahan, bukan pada pribadinya.
Kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan.
6. Peraturan
Dijalankan Secara Konsisten
Peraturan dijalankan secara
konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai yang bersalah harus dibina
sehingga mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan
secara wajar.
7. Fleksibel
Tindakan indisipliner ditetapkan
apabila seluruh informasi tentang pegawai telah dianalisis dan dipertimbangkan.
Hal yang menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahan, prestasi
pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuan, dan pengaruhnya terhadap organisasi.
8. Mengandung
Nasihat
Jelaskan secara bijaksana bahwa
pelanggaran yang dilakukan tidak dapat diterima. File pegawai yang berisi
catatan khusus dapat digunakan sebagai acuan, sehingga ia dapat memahami
kesalahannya.
9. Tindakan
Konstruktif
Pimpinan harus yakin bahwa bawahan
telah memahami kesalahnnya. Jelaskan kembali pentingnya peraturan untuk staff
maupun organisasi. Upayakan staff dapat mengubah perilakunya, sehingga tindakan
indisipliner tidak terulang lagi.
10. Follow
Up (Evaluasi)
Pimpinan harus secara
cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku bawahan sudah berubah. Apabila
perilaku bawahan tidak berubah, pimpinan harus melihat kembali penyebabnya dan
mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indisipliner tersebut.
No comments:
Post a Comment