Jenis-Jenis
Disiplin Kerja
1. Disiplin diri
Sikap
disiplin dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini merupakan
manifestasi atau aktualisasi dari tanggungjawab pribadi yang berarti mengakui
dan menerima nilai-nilai yang ada diluar dirinya. Melalui disiplin diri,
karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur dirinya sendiri untuk
kepentingan organisasi. Penanaman nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila
didukung oleh situasi lingkungan yang kondusif, yaitu situasi yang diwarnai perlakuan
konsisten dari karyawan dan pimpinan.
2. Disiplin Kelompok
Kegiatan
organisasi bukalah kegiatan yang bersifat individu, sehingga selain disiplin
diri masih diperlukan disiplin kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
disiplin kelompok adalah patut, taat, dan tunduknya kelompok terhadap
peraturan, perintah, dan ketentuan yang berlaku, serta mampu mengendalikan diri
dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan tertentu,
serta memelihara stabilitas organisasi dan menjanlankan standar-standar
organisasional. Kaitan antara disiplin diri dan disiplin kelompok seperti dua
sisi mata uang. Keduanya saling melengkapi, menunjang, dan bersifat
komplementer. Disiplin diri tidak dapat dikembangkan secara optimal tanpa
dukungan disiplin kelompok. Sebaliknya, disiplin kelompok tidak dapat
ditegakkan tanpa adanya dukungan disiplin pribadi.
3. Disiplin Preventif
Disiplin
preventif adalah disiplin yang ditunjukkan untuk mendorong pegawai agar
berdisiplin dengan menaati dan mengikuti berbagai standar serta peraturan yang
telah ditetapkan. Menurut T. Hani Handoko dalam Hartatik (2014:193), disiplin
preventif adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong karyawan agar
mengikuti standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat
dicegah.
4. Disiplin Korektif
Disiplin
ini dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku
dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan Prabumangkunegara dalam Hartatik (2014:193) bahwa disiplin korektif
adalah upaya untuk menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan
mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku
dalam perusahaan.
5. Disiplin Progresif
Disiplin progresif
merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran yang
berulang, tujuannya adalah memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengambil
tindakan korektif sebelum dilakukan hukuman-hukuman yang lebih serius.
Dilaksanakan disiplin progresif ini memungkinkan manajemen untuk membantu
pegawai dalam memperbaiki kesalahan seperti yang dikemukakan oleh Veithzal
Riva’I dalam Hartatik (2014:194) bahwa disiplin progresif dirancang untuk
memotivasi karyawan agar mengoreksi kekeliruannya secara sukarela. Contoh dari
disiplin progresif adalah teguran secara lisan oleh atasan, skorsing pekerjaan,
diturunkan pangkat, atau dipecat.
No comments:
Post a Comment